PENDUGAAN PRESTASI KAMBING
(Laporan Praktikum Ilmu
Tilik Ternak)
Oleh:
Kelompok
IV
Amrina Rosida 1014061022
Silvia
Wulandari 1014061082

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga laporan praktikum ini dapat selesai dengan baik dan
sesuai waktunya.
Laporan
praktikum ini adalah salah satu kewajiban mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah
Ilmu Tilik Ternak, khususnya pada saat praktikum. Laporan praktikum ini beradasarkan data yang
dihasilkan dari praktikum sebelumnya, jadi laporan ini dihasilkan berdasarkan
pengembangan data. Ucapan terima kasih
penulis kepada para dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing para
praktikan pada saat berjalannya praktikum.
Ucapan maaf dari
penulis apabila pada laporan praktikum ini banyak kekurangan ataupun terdapat
kesalahan di dalamnya. Penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun penulis, untuk itu kritik dan
saran penulis yang membangun nantikan.
Terima kasih.
Bandar Lampung, Desember 2012
Penulis
HALAMAN
PENGESAHAN
Judul Praktikum :
Pendugaan Prestasi kambing
Tempat Praktikum :
Dusun kaliasin II merak batin ,
Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung
Tanggal Praktikum :
13 November
2012
Kelompok : IV (Empat)
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Lampung
Bandar
lampung, Desember
2012
Mengetahui,
Dosen PJ,
Ir.
Khaira Nova, M. P.
NIP. 196110181986032001
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebutuhan akan daging saat ini
menyebabkan banyak bermunculannya peternak kambing saat ini. Dalam proses
penjualannya , biasanya peternak menjual ternak mereka melalui blantik. Secara
tradisional, Para peternak menjual ternak mereka hanya dengan secara pandangan
saja tanpa menggunakan timbangan. Oleh karena itu bila dilihat cara pendugaan
bobot badan dapat diperoleh dengan menggunakan berbagai rumus, data yang
dibutuhkan hanya lingkar dada saja.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
a) Praktikan
dapat mengukur bagian-bagian tubuh ternak yang digunakan sebagai penilaian
kuantitatif ternak
b) Praktikan
mampu menduga bobot badan ternak melalui berbagai rumus pendugaan bobot tubuh
c) praktikan
mampu menilai ternak secara kualitatif dan kuantitatif
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kambing merupakan salah satu ternak yang dipelihara
sebagai penghasil daging. Penentu harga
kambing di pasaran dilakukan berdasarkan penampilannya, seperti bobot badan,
karakteristik bagian tubuh depan dan belakang, bentuk kepala, penampakan dari
depan, belakang, dan samping.
v
Jenis ternak yang
dipelihara,struktur populasi ternak,kondisi fisiologis,seleksi ternak
Kambing
kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia.
Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia, memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat
tinggi. Kambing kacang jantan dan betina keduanya merupakan tipe kambing
pedaging.
Ciri-ciri kambing kacang :
- Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.
- Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.
- Pada umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.
- Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.
- Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.
- Tinggi yang jantan 60 - 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.
- Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.
Kambing
Jawarandu (Rambon) merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa
dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan
separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing Jawa Randu memiliki nama lain
Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Merupakan hasil silangan dari kambing
peranakan ettawa dengan kambing kacang. Sifat fisik kacang lebih dominan. Baik
jantan atupun betina merupakan tipe pedaging.
Karakteristik:
- Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 Kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 Kg.
- Baik jantan maupun betina bertanduk.
- Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
Kambing peranakan ettawa (PE) merupakan hasil
persilangan antara kambing ettawa (India) dengan Kambing Kacang. Penampilan
peranakan mirip kambing kacang, walaupun tampilan Ettawa juga terlihat, dan
sering disebut juga dengan Jawa Randu atau Bligon.
Pemanfaatan disamping dapat diarahkan
untuk pedaging juga dapat juga sebagai penghasil susu.
Ciri khas Kambing PE adalah:
·
Telinga panjang, lembek, menggantung
dan ujungnya agak melipat
·
Bentuk muka cembung melengkung dan dagu
berjanggut
·
Dibawah leher terdapat gelambir, tanduk
berdiri agak kebelakang dengan ujung sedikit melingkar
·
Tinggi tubuh 70-90 cm
·
Warna bulu umumnya belang hitam, belang
coklat, coklat bertotol putih, putih totol coklat atau putih totol hitam.
Penilaian kambing/domba pedaging dilakukan berdasarkan:
1.
Penampakan umum yang dinilai adalah:
a.
Bobot badan
Bobot badan dinilai kesesuaiannya dengan umur untuk
mengetahui kambing memiliki pertumbuhan normal atau tidak.
b.
Bentuk tubuh
Bentuk tubuh yang baik ditandai dengan punggung yang
lurus, perut bagian bawah lurus, lingkar dada melengkung sempurna, dada dalam
dan lebar, dilihat dari depan dadanya tertutup daging, dilihat dari belakang
tulang pelvis dan tuber ischii
tertutup daging, dilihat dari samping rusuknya tertutup daging, dan kakinya
pendek.
c.
Kondisi
Kondisi kambing yang baik menunjukkan daging yang
tebal pada loin, punggung, shoulder, dan brisket. Semakin tebal
dagingnya semakin tinggi nilainya.
d.
Kualitas
Kualitas kambing/domba yang baik ditandai dengan
rambut yang halus, tulang yang halus, kaki yang kuat, muka halus, kulit
fleksibel, bulu mengkilat dan sehat.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 13 November
2012, tepatnya di : Dusun kaliasin II merak batin ,
Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung.
B.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah 3 ekor kambing pedaging. Sedangkan alat yang digunakan adalah kartu penilaian
kambing pedaging dan alat tulis.
C.
Metode Kerja
Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
1.
Meletakkan kambing di tempat yang rata.
2.
Melakukan penilaian terhadap kambing
dari depan, belakang, dan samping tubuh ternak.
3.
Menentukan kambing dengan nilai terbaik.
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil penilaian kambing betina
|
No
|
Uraian
|
Nilai Maks
|
Penilaian Juri
|
Nilai (N)
|
Skor (S)
|
N X S
|
Jumlah
|
|
A.
|
Kualitatif
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Sifat khas bangsa
|
4
|
+++
|
3
|
2
|
5
|
5
|
|
2
|
Mulut
|
4
|
+++
|
3
|
3
|
9
|
9
|
|
3
|
Warna kulit
|
5
|
+++++
|
4
|
2
|
8
|
8
|
|
4
|
Warna kelopak mata
|
4
|
++
|
3
|
2
|
6
|
6
|
|
5
|
Punggung
|
5
|
+++++
|
4
|
2
|
8
|
8
|
|
6
|
Kaki
|
5
|
+++++
|
4,5
|
2
|
9
|
9
|
|
7
|
Anus
|
5
|
+++++
|
3,5
|
2
|
7
|
7
|
|
8
|
Vagina
|
5
|
+++++
|
4
|
2
|
8
|
8
|
|
9
|
Ambing dan puting
|
5
|
+++++
|
4,5
|
2
|
9
|
9
|
|
10
|
Abdomen
|
5
|
+++++
|
4
|
3
|
12
|
12
|
|
11
|
Keharmonisan bentuk
|
5
|
++++
|
3,5
|
2
|
7
|
7
|
|
0,4 x
|
88
|
||||||
|
|
Total
|
35.2
|
|||||
Tabel 2. Hasil penilaian kambing jantan
|
No
|
Uraian
|
Nilai Maks
|
Penilaian Juri
|
Nilai (N)
|
Skor (S)
|
N X S
|
Jumlah
|
|
A.
|
Kuanlitatif
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Tinggi pundak (cm)
|
5
|
++++
|
4
|
3
|
12
|
12
|
|
2
|
Panjang badan (cm)
|
4
|
++++
|
3
|
2
|
6
|
6
|
|
3
|
Lingkar dada (cm)
|
4
|
+++++
|
3
|
2
|
6
|
6
|
|
4
|
Lebar dada (cm)
|
5
|
+++++
|
4
|
2
|
8
|
8
|
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil yaitu:
Kambing kacang yang kami amati memiliki prestasi yang
baik karena pada kartu penilaian ternak, nilainya mencapai 88, hal ini didukung
oleh kesesuaian antara bobot badan dengan pengukuran ukuran-ukuran tubuh, serta penilaian kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan oleh beberapa juri.
LAMPIRAN

![]() |
![]() |


Tidak ada komentar:
Posting Komentar