MANAJEMEN ANAK AYAM TIPE PETELUR
A. Persiapan Pemeliharaan Anak Ayam
Hal – hal yang perlu dipersiapkan di kandang sebelum ayam tiba yaitu sebagai berikut :
1. Litter bekas sebaiknya dijauhkan dari kandang karena mengkhawatirkan mengandung bibit penyakit yang akan enular pada anak ayam.
2. Kandang dibersihkan dari kotoran dengan cara disucihamakan, diikuti dengan pengapuran dan dikosongkan selama 1-2 minggu. Penyucihamaan dimaksudkan untuk membunuh bibit penyakit dan pengosongan selama 2 minggu untuk memotong siklus hidup bibit penyakit yang masih tertinggal.
3. Semua alat-alat yang akan dipakai dibersihkan dan didesinfeksi.
4. Alat pemanas disiapkan minimal 1 jam sebelum anak ayam tiba.
5. Air minum disediakan dalam jumlah yang cukup dan disiapkan larutan air gula untuk membantu menekan mortalitas anak ayam selama 15 jam pertama di dalam kandang.
6. Sediakan ransum untuk anak ayam setelah 3 jam diberi air minum.
B. Pemilihan Anak Ayam
1. Pilih anak ayam yang sehat yang ditunjukkan oleh mata yang bersih dan bercahaya. Mata yang redup dan seperti mengantuk menunjukkan anak ayam tidak sehat.
2. Bebas dari cacat tubuh
3. Bulu bersih dan penuh
4. Anusnya kering
5. Menetas tepat waktunya ( hari ke – 21 ), sebab jika menetas lebih lambat, umumnya kurang baik daya hidupnya.
6. Jika dijatuhkan ke lantai dapatt berdiri cepat, sebab anak ayam yang lemah agak sulit untuk mengangkat badannya.
Anak ayam yang dipelihara sebaiknya berasal dari satu farm. Hal ini akan memudahkan vaksinasi atau program-program lainnya. Jika anak ayam berasal dari sumber yang berbeda maka vaksinasi dan program-program lain akan lebih kompleks.
C. Pemeliharaan Anak Ayam Petelur
Menurut Scott (1984), berdasarkan tingkat umur, periode pemeliharaan dapat dibagi menjadi dua yaitu pemeliharaan periode starter dan periode grower. Pemeliharaan periode starter yaitu pemeliharaan anak ayam yang mulai dari umur 1 hari sampai dengan umur 6-8 minggu. Pada periode starter ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
1. Kandang terisolasi
Anak ayam yang dipelihara sebaiknya ditempatkan dalam kandang yang terpisah dengan ayam-ayam yang dewasa. Menurut North (1990),sebaiknya sekitar 91 m jaraknya dari kandang ayam yang lain, lebih jauh lebih baik. Kandang harus terisolasi, baik dari segi manajemen maupun dalam segi jarak. Sebelum masuk kandang, petugas/orang harus disucihamakan terlebih dahulu melalui shower desinfektan dan menggunakan jas laboratorium yang bersih.
2. Alat pemanas sebagai induk buatan
Alat pemanas biasanya ditempatkan di tengah-tengah atau di salah satu pojok dari kandang untuk memanasi udara di sekitar sesuai dengan yang diperlukan oleh anak ayam. Ada alat pemanas yang menggunakan bahan bakar minyak tanah, gas, tenaga listrik, dan kayu bakar. Temperature udara sekeliling indukan yang baik untuk pertumbuhan anak dari umur satu hari sampai satu minggu adalah 35oC. Setiap minggu berikutnya, temperature induk buatan diturunkan 5oF sampai pertumbuhan bulu dari anak ayam tumbuh sempurna. Setelah bulunya tumbuh sempurna, alat pemanas induk buatan tidak diperlukan lagi.
Dalam penelitian biasanya menggunakan lampu pijar sebagai alat pemanas. Untuk memanasi anak ayam pada minggu pertama sebanyak 20-25 ekor, diperlukan sebuah lampu pijar yang bekekuatan 40-60 watt. Lampu pijar sebaiknya dipasang di tengah kandang dan tingginya kira-kira sedikit di atas punggung anak ayam. Alat pemanas biasanya hanya diperlukan sampai anak ayam berumur 1-2 minggu, tergantung dari capatnya pertumbuhan bulu anak ayam dan keadaan cuaca.
3. Kelembaban
Untuk mempertahankan pertumbuhan bulu yang baik, pada 6 minggu pertama pemeliharaan, RH yang dibutuhkan sekitar 50%. Selain itu, konversi makanan akan lebih baik dan dapat mencegah terjadinya kanibalisme. Kalau kelembapan yang dibutuhkan tidak tercapai, dapat dilakukan penyemprotan air pada lantai lorong dengan frekuensi 2-3 kali/hari.
4. Kepadatan kandang induk buatan selama brooding
Tipe Ayam Ekor/m2
Mini Leghorn 17,8
Leghorn 14,3
Pejantan pembibit Leghorn 10,8
Pullet tipe petelur tipe medium 12,7
Pullet pembibit tipe medium 10,8
Pullet pembibit tipe pedaging 10,8
Pejantan pembibit tipe pedaging 8,6
Untuk anak ayam yang akan dijadikan bibit, sebaiknya dalam satu pen hanya dipelihara sekitar 400-500 ekor. Jika populasi dalam kandang terlalu padat, kematian akan bertambah dan pertumbuhan akan tehambat. Angka kematian sekitar 1% dalam minggu pertama dan angka kematian 5% sampai ayam mulai bertelur masih dianggap berhasil.
5. Litter
Sediakan litter di atas lantai minimal setebal 5cm. litter tidak boleh terlalu kering sebab ada kecenderungan menambah dehidrasi anak ayam. Kelembapan litter yang baik 25%. Bahan litter ynag digunakan sekam, jerami, serbuk gergaji, dan sebagainya. Jika litter terlalu basah maka ventilasi perlu ditambah dengan menambah jumlah udara yang mengalir ke dalam kandang.
6. Pengelolaan selama brooding
Pergunakan lingkaran pembatas yang tingginya 45 cm untuk menjaga agar anak ayam terkonsentrasi pada daerah tempat minum/makan. Jarak lingkaran pembatas dari tepi tudung induk buatan kira-kira 1m. setelah anak ayam mengenai posisi sumber pemanas, sebaiknya brooder guards diperluas. Menurut North (1990), brooder guards mulai diperluas arealnya setelah hari ke-3. Brooder guards digunakan untuk hari ke-6 sampai ke-9, setelah itu dipindahkan.
Untuk mencegah kemungkinan anak ayam memakan bahan dasar dari litter yang dapat menyebabkan kematian maka di sekitar daerah yang dibatasi oleh brooder guards pada minggu pertama perlu ditutup dengan kertas.
Ransum dan air minum sangat penting untuk kehidupan anak ayam. Ayam yang baru menetas memiliki kandungan air 85% dan pada saat dewasa turun mencapai 55%. Tempat air minum di letakkan di luar brooder dan ditempatkan diatas litter. Setelah 2 hari, tempat minum ditempatkan 2,5 cm di atas litter. Tempat ransum diletakkan setinggi punggung anak ayamdan tempat minum setinggi leher dari anak ayam. Tempat ransum hanya diisi 1/2-2/3 penuh untuk menjaga agar ransum tidak banyak yang terbuang.
D. Pemotongan Paruh
Setiap anak ayam betina sebaiknya dipotong paruhnya. Pemotongan paruh bermanfaat sebagai berikut:
1. Mencegah kanibalisme
2. Mencegah pematukan bulu
3. M encegah pematukan kloaka
4. Mengurangi ransum yang terbuang
Alat pemotong paruh yang biasa digunakan adalah electric debeaker.
E. Penyakit Ayam yang Menular
Beberapa penyakit yang sering menyerang dan mudah menimbulkan wabah, terutama pada anak ayam ras diantaranya penyakit coccidiosis, pullorum, ND, omphalitis, CRD, dan snot.
Pencegahan coccidiosis yaitu dengan menjaga sanitasi kandang selama masa pemeliharaan anak ayam. Pencegahan penyakit Pullorum induk perlu di periksa darahnya, jangan membeli anak ayam yang dihasilkan oleh induk yang terkena penyakit ini. Penyakit omphalitis pencegahannya dengan suhu, kelembapan, dan sanitasi dalam mesin tetas perlu diperhatikan. CRD dengan isolasi ternak yang terkena penyakit dengan yang sehat dan usahakan bibit ayam diperoleh dari kelompok yang bebas penyakit.
MANAJEMEN AYAM PETELUR KOMERSIAL (LAYER)
Pada ayam petelur, kecepatan pertumbuhan mencapai derajat tertinggi yaitu setelah menentas sampai umur 6-8 minggu dan setelah umur 12 minggu persentase pertumbuhan relative menurun sesuai dengan bertambahnya umur. Dengan adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan berdasarkan umur maka masa pertumbuhan pada ayam petelur dibagi 2 fase yaitu fase starter antara umur 0-6 minggu dan fase grower antara umur 14-20 minggu disebut fase developer.
A. Pengelolaan Fase Grower
1. Kandang dan perlengkapannya
Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kandang system litter atau cage. Pemindahan dari brooding house ke growing house akan menyebabkan ayam stress. Pemindahan dari brooding house ke growing house dilakukan antara umur 6-8 minggu. Ayam dipelihara dalam kandang yang sama dari mulai DOC sampai akhir betelur. Namun harus diperhatikan mengenai tipe bangunan, ventilasi kandang, keadaan litter, dll.
Litter bekas dapat dicampur dengan litter baru untuk memperoleh pertumbuhan yang baik, selain untuk mencegah penyakit coccidiosis karena kandungan amoniak dalam litter bekas berfungsi sebagai desinfektan. Kepadatan kandang juga harus diperhatikan. Jika kandang terlalu padda t dapat menghambat pertumbuhan, kanibalisme, dan menurunnya konsumsi ransum.perlengkapan tempat pakan/minum juga harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika jumlahnya kurang maka pertumbuhananya jadi tidak seragam.
2. Ransum untuk grower
Pada fase grower dapat menggunakan ransum dengan protein 15% dan energi 2900 kkal/kg. Dalam penyusunan ransum perlu diperhatikan kualitas bahan pakan. Jika kualitanya jelek maka walaupun susunan ransum sudah baik susah untuk mencapai performa yang diinginkan.
Contoh susunan ransum periode grower
Bahan pakan (kg)
Jumlah
Protein
(%)
LK (%)
SK (%)
Ca (%)
P (%)
EM (kkal/kg)
Jagung kuning 67,00 5,76 2,61 1,34 0,01 0,07 2257,90
Dedak halus 11,00 1,32 1,43 1,32 0,01 0,02 179,30
Bungkil kedelai 1,00 0,45 0,01 0,06 0,03 0,03 22,40
Tepung ikan 10,00 6,10 0,40 0,10 0,55 0,28 283,00
Tepung kulit kerang 1,85 - - - 0,70 - -
Premix-B 0,15 - - - - - -
Bungkil kelapa 9,00 1,89 0,16 1,35 0,02 0,02 138,60
jumlah 100 15,52 4,61 4,17 1,29 0,39 2881,20
3. Restricted feeding ( pembatasan pemberian ransum )
Jika ayam petelur tipe medium diberikan ransum dengan ad-libitum maka ayam akan cepat gemuk. Energi dan kelebihan ransum akan diubah menjadi lemak tubuh. Penimbunan lemak terjadi pada fase developer. Kondisi ini mengakibatkan pengaruh yang kurang baik karena sebagai berikut:
a. Total produksi telur per tahun menurun pada fase produksi
b. Angka kematian lebih tinggi
c. Penggunaan energy tidak efisien pada saat memasuki tahap produksi
d. Cepat mencapai dewasa kelamin
Untuk mengatasi kegemukan pada ayam petelur biasanya dilakukan dengan membatasi jumlah ransum yang diberikan pada saat menjelang bertelur. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengurangi kadar protein/asam amino
b. Mengurangi energy yang diberikan
c. Membatasi waktu pemberian ransum
d. Membatasi jumlah air yang diberikan
B. Pengelolaan Fase Produksi
1. Bangunan kandang
• Lokasi harus dekat dengan sumber air, listrik, sarana transportasi, drainase yang baik serta lingkungan yang menunjang
• Lebar kandang sebaiknya ± 8 m jika ventilasi bergantung pada alam
• Arah bangunan membujur dari timur ke barat agar sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam kandang.
• Temperature kandang sekitar 210C dan kelembapan sekitar 50-60%.
• Kepadatan kandang disesuaikan dengan kapasitas ayam
• Pemberian cahaya diberikan 14 jam/hari.
2. Mempersiapkan kandang dan perlengkapannya
Setelah ayam mencapai umur 18-21 minggu, ayam sudah mendekati masa produksi dan harus dipindah ke kandang layer. Untuk ayam yang dipelihara dalam kandang litter perlu disediakan sarang untuk bertelur yang bisa ditempatkan di dalam kandang atau ditempel di bagian luar kandang untuk mempermudah pengambilan telur.
Sarang sebaiknya ditempatkan di bagian yang teduh dari kandang dan ditempatkan 50-60 cm dari atas lantai. Satu sarang dapat digunakan 3-5 ekor ayam petelur (ukuran sarang biasanya 30 x 45 x 50 cm ). Bahan sarang dibuat dari logam/kayu.
Tempat pakan dan minum yang digunakan ayam yang dipelihara dalam kandang litter umumnya berupa hagging feeder . Pada ayam petelur yang akan dipelihara dalam cage tidak perlu mempersiapkan sarang untuk bertelur. Tempat pakan dan minum umumnya berbentuk trough.
3. Ransum ayam petelur fase produksi
a) Mash and limited grains (campuran bentuk tepung dan butiran)
Bentuk ransum ini dibuat dengan mencampur sendiri secara manual.
b) All mash (bentuk tepung)
Digunakan untuk tempat makan otomatis, mudah tengik dan sering menyebabkan kanialisme.
c) Pellet
Dapat meningkatkan nafsu makan ayam, lebih tahan lama. Pemberian ransum jenis ini tidak dianjurkan untuk ayam tipe berat karena dapat menyebabkan kegemukan.
d) Crumble
4. Pemeliharaan dalam system litter
Ayam petelur yang dipelihara dalam kandang sisitem litter akan bertelur dalam sarang. Bagian dasar sarang dilapisi litter untuk menjaga agar kulit telur tidak retak setelah ayam bertelur.
Ransum biasanya diberikan 2 kali/hari, yaini pada pagi hari sekitar jam 7-8 dan pada siang hari. Pemberian pakan/ransum mengacu pada pedoman yang diberikan breeder. Tempat ransum yang digunakan berbentuk hagging feeder ditempatkan setinggi punggung ayam, sedangkan temapt minum diletakkan setinggi leher ayam. Dilakukan pemotongan paruh yaitu bagian atas dipotong 1/3 panjang paruh.
5. Pemeliharaan ayam petelur dalam cage
Bahan cage dibuat dari bamboo, kayu, dan kawat beton. Tempat ransum maupun tempat air minum ditempatkan di luar cage dengan bentuk trough. Tempat minum diletakkan di atas tempat makan. Air minum diberikan secara ad libitum. Penyusunan cage dalam bangunan utama sebaiknya tidak lebih dari 3 tingkat karena akan menyulitkan dalam pengmjikan telur dan culling untuk ayam yang sudah tidak produktif. Jika dengan system cage ini pembungan kotoran merupakan masalah maka sebaiknya di bawah cage dilengkapi dengan parit yang khusus untuk menampung kotoran.
6. Pencegahan penyakit
vaksinasi biasanya lebih ditekankan pada fase starter dan grower sehingga pada fase produksi hanya vaksin tertentu saja yang digunakan. Vaksin yang sebaiknya diberikan pada fase produksi yaitu vaksin penyakit ND. Vaksin dilakukan pada umur 9 bulan baik melalui suntikan/air minum dan diulang setelah 4-6 bulan. Pada umur 8 bulan dan 13 bulan diberikan vaksin IBD untuk mencegah penyakit gumboro.
7. Culling
Pengeluaran ayam petelur yang sedang berhenti produksi dapat dilakukan pada kelompok umur yang sudah tua dan produktivitasnya secara keseluruhan sangat rendah. Tanda-tanda ayam yang tidak produktif lagi yaitu:
1. Jenggernya relative kecil
2. Matanya relative kurang bersinar
3. Anusnya mengecil
4. Jarak antara kedua ujung tulang pubis lebih kecil dari 2 jari tangan
5. Jika diraba perutnya terasa keras
6. Jarak antara ujung tulang dada dan ujung tulang pubis lebih kecil dari 3 jari tangan.
MANAJEMEN AYAM PEDAGING (BROILER)
Broiler adalah ayam-ayam muda jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging. Jenis ayam ini memprasyaratkan pertumbuhan yang cepat, dada lebar yang disertai timbunan daging yang banyak, warna bulu yang disenangi, biasanya warna putih.
A. System Pemeliharaan dalam Farm
1. All in all out system
All in all out system artinya hanya ada satu macam umur dalam farm pada satu saat. Semua anak ayam mulai masuk dalam farm pada hari yang sama dan dijual pada hari yang sama. Setelah itu kandang dikosongkan selama 2 minggu untuk memotong siklus hidup penyakit dalam kandang.
2. Multiple brooding
Pemeliharaan berbagai macam umur dalam farm. Untuk menghasilkan produksi yang berkesinambungan sesuai dengan permintaan pasar pemeliharaan dalam farm harus lebih ketat karena dikhawatirkan terjadi penularan penyakit dari ayam-ayam yang lebih tua kepada ayam-ayam yang lebih muda.
B. Pemeliharaan Fase Starter
1. Persiapan kandang dan perlengkapannya
Persiapan kandang DOC untuk ayam broiler tidak berbeda dengan DOC untuk ayam petelur. Begitu pula dengan perlengkapan kandangnya, sampai mencapai pertumbuhan bulu yang sempurna. Penempatan tempat makan ddan minum juga sama.
2. Ransum starter (0-3 minggu)
Bahan pakan yang biasa digunakan untuk ransum ayam broiler yaitu jagung kuning, dedak halus, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, minyak kelapa, kulit kerang, dan tepung tulang.
Penyusunan ransum ayam broiler didasarkan pada kandungan energy dan protein. Pada umur 0-3 minggu, ransum yang digunakan harus mengandung protein 23% dan energy metabolis 3200 kkal/kg (NRC, 1984). Namun menurut beberapa hasil penelitian bisa juga digunakan rasum dengan protein 22% dan energy metabolis 3000 kkal/kg sampai ayam dipanen. Kandungan lain yang harus diperhatikan yaitu serat kasar 7%, lemak 8%, kalsium 1%, dan phosphor yang tersedia sekitar 0,45%.
Berdasarkan hasil analisa kandungan zat-zat pada bahan pakan dan kebutuhan ransum untuk ayam maka dapat disusun ransum yang diperlukan.
No. Bahan Pakan Jumlah Protein Lemak Serat kasar EM
1. Jagung 60,00 5,16 2,34 1,20 2.022,00
2. Dedak halus 3,00 0,36 0,39 0,36 48,90
3. Bungkil kelapa 1,50 0,32 0,02 0,23 23,10
4. Bungkil kedelai 20,50 9,23 0,18 1,23 459,20
5. Tepung ikan 13,00 7,90 0,52 0,13 370,50
6. Minyak kelapa 1,50 - - - 129,00
7. Premix-A 0,50 - - - -
Jumlah 100,00 22,97 3,45 3,15 3.052,70
Kandungan protein pada ransum ini cukup tinggi, agar bisa mendukung pertumbuhan ayam. Masa pertumbuhan ayam broiler yang paling cepat yaitu sejak menetas sampai umur 3-4 minggu.
3. Pencegahan penyakit
Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyakit unggas menular yang tidak bisa diobati misalnya ND dan gumboro. Pemberian jenis vaksin yang berbeda tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan karena yang dikhawatirkan ayam tidak tahan. Vaksinasi sebaiknya dilakukan pada sore hari agar ayam lebih mudah ditangkap. Di samping itu, vaksin tidak akan terkena sinar matahari yang dapat mematikan vaksin. Jika vaksin diberikan melalui air minum, maka ayam harus dipuasakan dulu sekitar 2-3 jam sebelumnya supaya air minum yang telah diberi larutan vaksin cepat habis, sehingga vaksin tidak mati atau terbuang.
Umur (hari)
Nama vaksin/obat
Teknik Pelaksanaan
Tujuan
1-2 Hidrostres 5 g/10 l air minum Mengurangi stes
1-6
Vaksin ND
Tetes mata
Mencegah penyakit ND
3-5
Sindroflox
1 ml/2 l air minum
Mencegah CRD dan E.coli
6-8 Vitastres 1 g/1 l air minum Mengurangi stress
9-11
Theraphy
1 g/2 l air minum
Mencegah coccidiosis
12 Medivac gumboro-A Melalui air minum Mencegah gumboro
12-15 Hidrostres 5 g/10 l air minum Mengurangi stress
16-17
Theraphy
1 g/2 l air minum
Mencegah coccidiosis
18-19 Hidrostres 5 g/10 l air minum Mengurangi stress
22-23
Theraphy
1 g/2 l air minum
Mencegah coccidiosis
24-27 Hidrostres 5 g/10 l air minum Mengurangi stress
28-32
Dinabro
5 g/10 l air minum
Merangsang pertumbuhan
C. Pemeliharaan Fase Finisher
1. Kandang
a. System litter
System litter banyak dipakai karena pemeliharaannya mudah dan murah. Bahan litter yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Ringan
Mempunyai partikel yang sedang
Daya serap yang tinggi
Cepat menjadi kering
Lunak dan compressible
Mempunyai nilai konduksi panas yang rendah
Tidak menghisap air dan udara
Dapat digunakan untuk pupuk
Murah dan mudah di dapat
Kandang sistem litter dengan populasi yang terlalu padat biasanya sangat bau dan kondisi litter basah. Kondisi litter yang basah bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Kandang system litter bisa dibuat bertingkat.
b. System cage
Kelebihan pemeliharaan dengan sisitem cage yaitu:
Lebih banyak ayam yang bisa dipelihara
Penangkapan ayam lebih mudah pada saat akan dipasarkan
Resiko bruines dapat dikurangi
Biaya litter tidak ada
Penyakit coccidiosis bisa dikurangi
Pembersihan kandang lebih mudah
Kerugian pemeliharaan dengan system cage yaitu:
Banyak yang mengalami lepuh dada
Tulang dada banyak yang bengkok
Banyak trim pada kulit setengah prossesing
Tulang sayap biasanya rapuh
Banyak terjadi infeksi pada folikel bulu
2. Perlengkapan kandang
Dalam menyediakan tempat makan/minum harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang ada dan telah diperhitungkan setiap ekor ayam mempunyai kesempatan yang sama dalam mengambil makan/minum. Tempat makan/minum bentuk trough sudah jarang digunakan dalam kandang system litter karena ransum mudah tercemari oleh kotoran.
3. Ransum fase finisher
Pada periode finisher (3-6 minggu), kondisi pertumbuhan ayam broiler mulai menurun. Untuk itu, protein dalam ransum diturunkan menjadi 20% (NRC, 1994), sedangkan energy ransum, yang digunakan 3000-3200 kkal/kg. bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada ayam broiler bisa bentuk pellet, mash, atau crumble.
Penggantian ransum starter dengan ransum finisher sebaiknya tidak dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap. Pada hari pertama mula-mula diberi ransum starter 75% ditambah ransum finisher 25%, hari berikutnya diberi ransum finisher 75% dan pada hari berikutnya baru diberikan ransum finisher seluruhnya.
D. Performan Ayam Broiler
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan pada ayam broiler dimulai dengan perlahan-lahan kemudian berlangsung cepat sampai dicapai pertumbuhan maksimum setelah itu menurun kembali, hingga akhirnya berhenti. Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan, dan terhenti sampai mencapai dewasa. Jika ayam broiler dipelihara sampai di atas 6 minggu maka timbunan lemak akan meningkat dengan bertambahnya umur.
2. Konsumsi ransum
Jika ayam diberi ransum dengan kandungan energy yang rendah maka ayam akan makan lebih banyak. Sebaliknya, jika disediakan ransum dengan kandungan energy yang tinggi maka ayam akan makan lebih sedikit, karena kebutuhan energinya cepat terpenuhi. Temperature lingkungan berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Jika temperature lingkungan meningkat dari keadaan normal maka ayam akan lebih banyak minum dan sedikit makan. Sebaliknya jika temperature lingkungan menurun maka konsumsi ransum akan meningkat. Temperature lingkungan yang optimal untuk pemeliharaan broiler yaitu sekitar 18-21oC.
Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan kepda ayam broiler adalah mash, crumble, pellet. Bentuk pellet lebih banyak dimakan karena unggas umumnya lebih menyukai ransum bentuk butiran. Dari hasil penelitian, pemeliharaan ayam broiler tanpa pemisahan jenis kelamin, dengan waktu pemeliharaan selama 5 minggu, yang diberi ransum dengan energy metabolis 3000 kkal/kg dan protein ransum 22%, ransum yang dihabiskan sekitar 2,5 kg/ekor, bobot badan yang dihasilkan berkisar 1,2-1,3 kg/ekor.
3. Konversi ransum
Angka konversi ransum yang rendah berarti banyaknya ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakn sedikit, dan sebaliknya. Pada umur 6 minggu, konversi ransum pada jantan maupun pada betina di atas angka dua. Jika konversi ransum jauh di atas dua maka kurang menguntungkan. Oleh karena itu, ayam broiler dipasarkan maksimal pada umur 6 minggu.
E. Penanganan Limbah
Pemeliharaan dalam kandang system litter akan menghasilkan limbah yang berupa litter yang bercampur dengan kotoran. Limbah ini baik digunakan sebagai pupuk tanaman.
MANAJEMEN AYAM PEMBIBITAN
A. Fase Brooding
1. Persiapan kandang
Bersihkan kandang dan keluarkan kotoran ayam dari kandang, kemudian sucihamakan dengan menggunakan insektisida
Kandang dan peralatannya dicuci dengan air biasa
Perbaiki lantai dan bagian-bagian kandang yang rusak
Kandang disucihamakan lagi dengan formalin 10%
Pasang peralatan kandang yang sudah diberishkan
Taburkan kapur di atas lantai secara tipis dan merata
Taburkan sekam dengan ketebalan ± 10 cm
Setelah peralatan DOC terpasang semua semprot dengan Textrol
Tiga hari sebelum DOC datang, kandang difumigasi khususnya untuk system litter disemprot dengan formalin 10%, kemudian kandang ditutup.
2. Persiapan penerimaan DOC
Sehari sebelum DOC datang, kandang dibuka dan blower dijalankan agar sisa bahan fumigasi bisa terbuang keluar
Pemanas dicoba dinyalakan
Dua jam sebelum DOC datang, siapkan air minum yang dicampur dengan antibiotic
Timbang ransum sesuai dengan program yang telah ditentukan dan dihitung sesuai dengan jumlah DOC tiap brooder-nya
Sebelum DOC datang, brooder dinyalakan agar suhu di dalam kandang merata
Masukkan tempat air minum yang telah diisi larutan antibiotic.
3. Pada saat DOC datang
a. Hitung jumlah jantan dan betina
b. Sebelum dimasukkan ke dalam brooder house, sebaiknya dilakukan vaksinasi ND + IB dengan cara disemprotkan kea rah mata dan hidung. Kemudian diamkan sekitar satu jam, selanjutnya tutup boks dibuka
c. Masukkan dan hitung jumlah DOC, untuk setiap brooder.
d. Apabila DOC telah minum semuanya (setelah 2-3 jam), masukkan tempat ransum ke dalam brooder
.
4. Pengamatan kualitas DOC
a. Anak ayam harus diperoleh dari induk yang sehat
b. Berasal dari telur dengan berat 52-65 gram
c. Ukuran dan warnanya seragam
d. Menetas tepat waktu, bulu kering dan bersih, serta menutupi seluruh tubuhnya
e. Mata bersinar dan aktif
f. Tidak ada infeksi
g. Pada anus tidak ada pasta dan perut normal
h. Shank bercahaya
i. Tidak ada cacat
5. Pemeliharaan dalam kandang
kandang pemeliharaan sebaiknya terpisah dari ayam dewasa, karena dikhawatirkan akan terjadi penularan penyakit. Jarak yang dianjurkan 90 m. Pemeliharaan antara anak ayam jantan dan betina juga harus terpisah dan disatukan setelah mencapai fase grower.
Jumlah ayam yang dipelihara dalam kandang, sebaiknya tidak dalam kelompok-kelompok ynag kecil tetapi dalam kelompok yang besar. Populasi ayam dalam kandang tidak boleh terlalu padat. Kebutuhan luas kandang untuk ayam bibit pada umumnya lebih luas dibandingkan dengan ayam petelur. Untuk mengukur temperature pemanas yaitu sekitar 15 cm dari canopy dan 5 cm diatas litter.
6. Ransum starter
Ransum anak ayam perlu disediakan setiap saat selama 6 minggu pertama. Ransum hari pertama sampai anak ayam bisa makan bisa makan, sebaiknya ditempatkan pada bidang datar dan ditabur. Pemberian ransum bisa menggunakan baki khusus atau boks bekas pengiriman anak ayam.
Cahaya dalam kandnag harus cukup sehingga memungkinkan anak ayam bisa melihat ransum dengan baik. Taruh tempat pakan di luar canopy agar ransum tidak telalu kering. Pemberian jatah ransum harus terjadwal. Pemberian ransum harus dilakukan secara bertahap, yaitu sedikit demi sedikit, tetapi pemberiannya sesering mungkin. Cara pemberian seperti ini juga bertujuan agar ransum yang diberikan tidak banyak terbuang dan kotor. Adapun ransum yang diberikan bisa digunakan adalah ransum dengan energy metabolis 2900 kkal/kg dan protein 18%. Target dari pemeliharaan fase brooding adalah menghasilkan ayam-ayam yang sehat dengan basic frame yang optimal.
7. Pencegahan penyakit
Untuk mencegah timbulnya penyakit yang dibawa dari luar kandang maka semua yang akan masuk lingkungan pembibitan harus disucihamakan. Biasanya di pintu gerbang msuk sudah disediakan alat sprayer yang akan menyemprotkan air mengandung desinfektan dan tempat celup kaki yang juga diisi air yang mengandung desinfektan. Hal ini dimaksudkan agar orang yang masuk kandang tidak membawa penyakit yang membahayakan ayam. Untuk pencegahan penyakit juga dilakukan dengan program vaksinasi dan pemberian obat-obatan. Dengan adanya program pencegahan penyakit ini biasanya kematian cukup rendah. Angka kematian sekitar 5% sampai menjelang bertelur dianggap cukup baik.
8. Pemotongan paruh, jengger, dan jari kaki bagian belakang
Males toe clipped : DOC jantan sebaiknya dipotong pada jari kaki
bagian belakang.
Dubbing : Pemotongan jengger pada anak ayam jantan, biasanya dilakukan pada anak ayam umur sehari.
Debeaking : Pemotongan paruh biasanya dilakukan antara umur 6-9 hari.
B. Pemeliharaan Fase Grower
1. Persiapan kandang
Bangunan kandang sama seperti bangunan kandang untuk petelur tetapi jika temperature dalam kandang terlalu tinggi maka produktivitasnya akan menurun. Untuk daerah yang panas sebaiknya dilengkapi dengan brower dan cooling pad untuk mengatur kecepatan angin serta temperature dalam kandang. Perlengkapan tempat ransum bisa digunakan yang otomatis atau hanging feeder dan tempat minum bisa digunakan nipple atau hanging waterer.
2. Ransum
Pada periode ini perlu diperhatikan adanya pertumbuhan yang seimbang antara tulang dan otot-otot karena kemungkinan terjadinya penumpukan lemak yang berlebihan. Pada fase grower perlu ditekankan bahwa pemberian makanan sangat menentukan target berat badan yang akan dicapai sehingga program pemberian makanan perlu dilaksanakan secara hati-hati. Ransum yang digunakan untuk fase ini mengandung energy metabolis 2900 kkal/kg dengan protein 15%
3. Pemeliharaan jantan dan betina
a. Jantan dan betina dipisah sampai umur 4 minggu. Pemisahan ini memerlukan persediaan kandang dan brooder yang cukup. System ini menurunkan kanibalisme pada saat jantan dan betina dicampur.
b. Jantan dipisah dengan betina sampai umur 10 minggu. Memerlukan kandang yang lebih besar, kanibalisme tinggi saat jantan dan betina dicampur.
c. Jantan dipisah dengan betina sampai umur 20 minggu. Stress biasanya sangat tinggi.
Untuk ayam tipe pedaging, seleksi sudah dapat dilakukan pada saat ayam berumur 6-8 minggu. Jantan dan betina yang kualitasnya kurang baik segera dikeluarkan dari kelompoknya.
4. Program pencegahan penyakit
a. Jika ayam belum memperoleh kekebalan terhadap penyakit coccidiosis, segera dikeluarkan dari kelompoknya walaupun sudah mulai berproduksi.
b. Usahakan ayam yang sudah bebas dari penyakit cacing sejak periode grower sehingga pada periode breeding sudah tidak ada masalah lagi.
C. Pemeliharaan Fase Produksi
1. Kandang dan perlengkapannya
Lantai kandang sebaiknya dibuat dari tembok, ventilasi kandang ynag baik, kelembaban litter sekitar 20-25%, cahaya yang cukup terang. Luas lantai kandang untuk ayam bibit harus lebih luas dibandingkan dengan untuk ayam petelur. Ayam petelur bibit biasanya dipelihara dalam system litter. Ayam pedaging untuk bibit jarang menggunakan kandang system ini karena menyebabkan fertilitas yang rendah dan hamper semua ayam bertelur di slat telurnya pecah. Ayam petelur bibit juga dapat dipelihara dalam kandang dengan lantai litter.
Telur kotor akan terus bertambah apabila kondisi litter makn lembab dan mengeras. Kombinasi antara lantai kandang slat dan litter merupakan system yang juga banyak digunakan pada pembibitan. Beberapa masalah yang sering terjadi ketika menggunakan kandang slat dan litter sebagai berikut:
1. Ayam banyak yang bertelur di lantai
2. Ventilasi kurang baik pada bagian lantai litter karena terhalang oleh lantai slat
Perlengkapan kandang yaitu gunakan tempat ransum yang sederhana. Tempat ransum untuk betina biasanya memakai grill, gunakan tempat minum yang digantung, sarang biasanya ditempatkan di bagian tengah kandang dan bahan yang digunakan bisa dari kayu atau logam. Satu sarang disediakan untuk 4 ekor dan sarang untuk tipe pedaging sebaiknya lebih besar bila dibandingkan dengan untuk ayam petelur.
2. Pengelolaan pejantan agar fertilitas telur tinggi
Ayam jantan bisa dikawinkan antara 10-30 kali/hari, tergantung kepada adanya kompetisi antara jantan dalam kandang, jumlah betina yang tersedia, temperature lingkungan, cahaya, dan lain-lain. Telur fertil akan tetap diperoleh walaupun jantan sudah dikeluarkan dari kandang. Beberapa hal ynag perlu diperhatikan dalam proses perkawinan sebagai berikut:
a. Berat badan pejantan
Pejantan sebaiknya tidak terlalu gemuk. Badan yang gemuk dapat memperlambat perkawinan dan bisa menurunkan jumlah telur yang fertil. Pejantan ynag inferior sebaiknya dikeluarkan dengan tetap menjaga sex ratio-nya dalam kandang.
b. Pejantan harus ada kesempatan exercise
c. Bengkak pada telapak kaki
Disebabkan oleh lantai kandang yang keras, sebaiknya pejantan dikeluarkan dari kandang karena kurang sembuh. Gangguan pada kaki akan menurunkan angka telur fertil yang dihasilkan.
d. Penggantian pejantan
e. Pejantan tidak mau kawin
3. Ransum
Ransum yang biasa digunakan mengandung protein 15% dan energy metabolis 2900 kkal/kg. Ransum tidak diberikan secara ad libitum tetapi dengan cara terbatas yang disertai dengan puasa, tidak diberikan makan satu/dua hari dalam seminggu. Tujuan peberian ransum cara terbatas yaitu agar ayam ynag dipelihara tidak terlalu gemuk. Jika terlalu gemuk maka akan menyebabkan total produksi pertahun menurun, lebih peka terhadap penyakit, mudah terkena cekaman panas, dan angka kematian lebih tinggi.
4. Recording
Untuk mmeperoleh gambaran tentang kondisi perusahaan, pentingnya recording sebagai berikut:
a. Produksi telur
b. Jumlah konsumsi ransum
c. Program vaksinasi dan pengobatan yang dilakukan
d. Berat badan
e. Jumlah angka kematian
f. Jumlah ayam diafkir
g. Jumlah telur yang pecah
h. Jumlah floor eggs
i. Jumlah fertilitas, daya tetas, dan salable chicks
5. Pencegahan penyakit
Semua ayam yang ada pada pusat pembibitan harus bebas dari penyakit menular terutama yang bisa ditularkan dari induk melalui telur tetas, seperti pullorum, mycoplasma, gallisepticum, mycoplasma synoviae. Disamping itu harus dilakukan pencegahan masuknya penyakit dari luar. Untuk mengatasi penularan penyakit perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Antara pegawai kandang dipisahkan dari pegawai untuk operasional penetasan
2. Pengunjung harus memakai pakaian dan sepatu yang bersih dan disanitasi
3. Tidak meminjam peralatan dari tempat lain
4. Ikuti program all in all out system
5. Kandang harus bersih dan peralatan perlu disanitasi
6. Ventilasi dan temperature kandang perlu dipelihara dengan baik
7. Tidak mencampurkan ayam dengan strain yang berbeda
8. Ayam yang mati segera dibuang
9. Bila ada penyakit, segera diagnose dengan cermat dan segera ambil tindakan.
DEPOSIT BISA VIA PULSA XL!
BalasHapusDelegasi Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan terbaik yang menyediakan jasa pelayanan bagi permulaan akun permainan judi atau taruhan online pada kamu di duta judi online yg berkedudukan International, sahih dan terpercaya hanya di agen bola deposit pulsa.
Yang Merupakan Peserta Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama bersama maskapai Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh ketua Isle of Man guna beroperasi yang merupakan juru taruhan olahraga sedunia.
https://bolazeus.info/2018/12/31/situs-agen-taruhan-online-deposit-via-pulsa-25rb/
https://bolazeus.info/2018/12/30/agen-betting-online-deposit-via-pulsa-telkomsel/
https://bolazeus.info/2018/12/29/situs-agen-betting-online-deposit-pulsa-terpercaya/
https://bolazeus.info/2018/12/28/agen-betting-online-deposit-pulsa-terpercaya-di-asia/
Ayo daftar sekarang di bolazeus.biz