PEMBERIAN
RANSUM DENGAN TAMBAHAN MINERAL OGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP BOBOT TERNAK
(Laporan Praktikum Nutrisi Mineral dan Vitamin)
Oleh :
KELOMPOK
6
Agung
Dwi Saputro 10140610
Fandi
Abdillah 10140610
Gabriella
Ayu 1014061036
Janu
Firdaus 10140610
Rahmat
Iswarno 1014061050
Silvia
Wulandari 1014061082

JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013







LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum :
Pemberian Ransum Dengan
Tambahan Mineral
Oganik Dan Anorganik Terhadap Bobot Ternak
Tempat Praktikum : Kandang A Jurusan Peternakan
Waktu Praktikum :
Nama : Agung Dwi Saputro 10140610
Fandi Abdillah 10140610
Gabriella Ayu 1014061036
Janu Firdaus 10140610
Rahmat Iswarno 1014061050
Silvia Wulandari 1014061082
Kelompok : 6 (Enam)
Jurusan : Peternakan
Fakultas :
Pertanian
Bandar Lampung, 20 Desember 2013
Mengetahui,
Dosen PJ
Prof.
Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.
NIP. 19610307 198503 1 006
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan karunia-Nya
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dari
tanggal
01 November s.d.03 Desember 2013 tentang Pemeliharaan Sapi. Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
01 November s.d.03 Desember 2013 tentang Pemeliharaan Sapi. Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
laporan ini, baik dalam teknik penulisan maupun isi. Maka dari itu, penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa yang
akan datang.
Bandar Lampung, 20 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR...................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN.......................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar belakang...................................................................................... 1
B.
Tujuan................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 3
III. METODE...................................................................................................... 7
A. Waktu dan Tempat................................................................................... 7
B. Alat dan Bahan......................................................................................... 7
C. Cara Kerja............................................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 8
A. Hasil.................................................................................................... 8
B. Pembahasan......................................................................................... 8
V. SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 13
A. Simpulan................................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 14
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah pakan bukan saja hanya pada kecukupan
energi protein, tetapi juga pada unsur-unsur nutrisi yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit namun memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan
perkembangan ternak yang selanjutnya meningkatkan pertumbuhannya.
Pakan merupakan sarana produksi yang sangat penting bagi ternak
karena berfungsi sebagai bahan pemacu pertumbuhan tubuh. Pakan yang sempurna
mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral.
Hal ini berarti bahwa jumlah serta kualitas pakan yang baik akan membantu
ternak untuk tumbuh, berproduksi dan reproduksi. Tersedianya pakan yang cukup
baik jumlah maupun mutunya serta berkesinambungan merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan pengembangan ternak.
Mineral merupakan bahan inorganik yang dibutuhkan untuk
proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi. Mineral terbagi menjadi mikro dan makro. Mineral-mineral ini berperan dalam optimalisasi bioproses dalam rumen dan
metabolisme zat-zat makanan. Mineral
mikro dan makro di dalam alat pencernaan ternak dapat saling berinteraksi
positif atau negatif dan faktor lainnya seperti asam fitat, serat kasar, dan
zat-zat lainnya dapat menurunkan ketersediaan mineral. Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat
meningkatkan ketersediaan sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh
ternak (Muhtarudin, 2003 dan Muhtarudin et al., 2003).
B. Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat membuat mineral organik dan
anorganik
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh sapi yang
dibri ransum dengan campuran minerala organik maupun anorganik
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pakan
merupakan sarana produksi yang sangat penting bagi ternak karena berfungsi
sebagai bahan pemacu pertumbuhan tubuh. Pakan yang sempurna mengandung
kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Hal ini
berarti bahwa jumlah serta kualitas pakan yang baik akan membantu ternak untuk
tumbuh, berproduksi dan reproduksi. Tersedianya pakan yang cukup baik jumlah
maupun mutunya serta berkesinambungan merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan pengembangan ternak kambing. (http://parafublog.blogspot.com.
2013
Kebutuhan
pakan dapat dipenuhi dengan pemberian pakan hijauan (sebagai pakan utama) dan
konsentrat sebagai pakan penguat, namun kedua jenis pakan tersebut belum
menjamin terpenuhinya unsur-unsur mikro berupa mineral, vitamin serta asam
amino yang tidak diperoleh ternak kambing maka perlu memperoleh bahan makanan
pelengkap atau pakan suplemen dapat meningkatkan efisiensi pencernaan makanan
sehingga dapat meningkatkan produksi ternak. (http://parafublog.blogspot.com. 2013)
Pemberian
Pakan untuk ternak yang di perlukan formulasi yang sesuai antara imbangan
hijauan dan konsentrat yang akan di pakai sehingga kebutuhannya tercukupi,
selain itu penggunaan pakan lebih efesien jika di gunakan dalam masa
pertumbuhan. Urea yang di berikan padaternak ruminansia dapat melengkapi dari
sebagian protein yang dibutuhkan, karena urea akan disintesis menjadi protein
oleh mikroba dalam rumen. ( Anggordi, 1994).
Mineral adalah senyawa alami yang
terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu
yang mempelajari mineral disebut mineralogi. (sini-ada.blogspot.com.2013)
Mineral Organik adalah mineral yang
dibutuhkan serta berguna bagi tubuh , yang dapat peroleh melalui makanan
yang konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran
serta buah-buahan, atau vitamin tambahan. Sedangkan sebaliknya. Sedangkan
Mineral Anorganik adalah mineral yang tidak
dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh . Air, yang bersumber dari dalam
tanah mengandung mineral Anorganik yang tidak berguna dan sulit untuk dicerna
bagi tubuh manusia.
Mineral-mineral ini berperan dalam optimalisasi bioproses dalam rumen dan
metabolisme zat-zat makanan. Mineral mikro dan makro di dalam alat pencernaan
ternak dapat saling berinteraksi positif atau negatif dan faktor lainnya
seperti asam fitat, serat kasar, dan zat-zat lainnya dapat menurunkan
ketersediaan mineral. Pemberian mineral
dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaan sehingga dapat lebih
tinggi diserap dalam tubuh ternak.
Secara teoritis, mineral
organik meningkatkan
penyerapan mineral. Pembuatan mineral
organik dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya cara biologis (proteinat)
dan cara kimiawi. Pembuatan mineral
organik masih telah dipelajari
sebelumnya (Muhtarudin, 2001; Muhtarudin, 2003; Muhtarudin, 2004).
Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaan
sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak Mineral
kalsium (Ca) adalah salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
ternak. Mineral Ca sangat penting
sebagai komponen struktural (tulang dan gigi) dan non struktural (metabolisme
dan jaringan lemak). Penyerapan Ca
dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk mineral ini, juga oleh interaksinya dengan
mineral lainnya.
suplementasi cromium-proteinat dapat meningkatkan glukosa darah yang dapat
digunakan sebagai indikator peningkatan suplai glukosa ke dalam sel-sel alveolus
susu. Kadar Cr pada sapi perah belum diperhitungkan dengan
tepat. Beberapa peneliti lain
memperlihatkan efektivitas Cr organik dalam meningkatkan respons imunologis dan
hormonal, toleransi terhadap glukosa serta produksi ternak (Mallard dan Borgs,
1997; Mordenti et al., 1997).
Se (selenium). Ransum sapi perah
dianjurkan agar mengandung Se 300 mg. ton-1 BK ransum (NRC,
1988). Kadarnya dalam pakan banyak yang
belum diketahui, sedangkan dalam pakan yang telah diketahui kadarnya,
ketersediaan biologisnya sangat beragam.
Dengan demikian peluang untuk defisien atau marjinal cukup besar
Pemberian Zn dalam bentuk Zn-organik meningkatkan jumlah
Zn yang terserap dan pemberian asam lemak tak jenuh rantai panjang memberikan
pengaruh positip pada ternak. Penggabungan lisin, Zn, dan asam lemak tak jenuh
rantai panjang sebagai ikatan lisin-Zn-minyak lemuru diharapkan dapat
memberikan keuntungan ganda yaitu melindungi lisin dari degradasi dalam rumen
dan meningkatkan penyerapan Zn serta PUFA yang dikandung oleh minyak lemuru di
pascarumen.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang dihunakan dalam praktikum ini adalah timbanga, sekop, gelas ukur, plastik
dan pengaduk
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sapi, konsentrat, mineral organik dan
mineral anorganik
B.
Cara kerja
1.
Membuat larutan mineral organik dan mineral anorganik
di laboratorium
2.
Mencampur mineral dengan konsentral
3.
Memberi pakan sapi
4.
Menghitung sisa pakan
5.
Menimbang bobot sapi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengmatan
Tabel
1. jumlah Pemberian pakan
|
perlakuan
|
pemberian pakan
|
|
|
konsentrat
|
hijauan
|
|
|
organik
|
2 kg
|
8 kg
|
|
anorganik
|
2 kg
|
8 kg
|
Tabel
2. Pertambahan bobot badan sapi
|
perlakuan
|
bobot badan (kg)
|
|
|
sebelum
|
sesudah
|
|
|
organik
|
330
|
332
|
|
anorganik
|
210
|
212
|
Tabel
3. Sisa pemberian pakan
|
perlakuan
|
sisa pakan
( konsentrat) (g)
|
sisa pakan
( hijauan) (g)
|
||||||||
|
Hari ke-
|
Hari ke-
|
|||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
organik
|
900
|
750
|
1000
|
950
|
1000
|
600
|
2100
|
2500
|
1600
|
1750
|
|
anorganik
|
1100
|
600
|
850
|
1050
|
900
|
1800
|
3000
|
3550
|
2200
|
3100
|
B.
Pembahasan
Mineral
adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur
(sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam
sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Fungsi
mineral pada ternak adalah sebagai pembentuk struktur fisiologis, sebagai katalisator
sekaligus berfungsi sebagai regulator. Semua jaringan tubuh ternak mengandung
zat mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat bervariasi.
Mineral yang sangat penting bagi ternak dapat dibagi menjadi mineral makro dan mineral mikro.
Mineral yang sangat penting bagi ternak dapat dibagi menjadi mineral makro dan mineral mikro.
Yang
termasuk mineral makro adalah CA, P, K, Na, Cl, S dan Mg. Sedangkan yang
termasuk mineral mikro adalah Fe, Zn, Cu, Mo, Se, I, Mn,Co, Cr, Sn, V, F, Si,
Ni, dan As.
Pakan ternak yang baik harus mengandung mineral makro dan mikro tersebut dalam komposisi jumlah yang tepat.
Beberapa jenis mineral merupakan elemen inorganic yang dibutuhkan oleh ternak untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Jumlahnya memang hanya sedikit, namun komposisi semua jenis mineral yang ada harus tepat. Harus selalu ada dalam kompisisi yang tepat agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Berdasarkan kegunaanya dalam aktifitas hidup ternak, maka mineral dapat dibagi menjadi golongan esensial dan non esensial.
Pakan ternak yang baik harus mengandung mineral makro dan mikro tersebut dalam komposisi jumlah yang tepat.
Beberapa jenis mineral merupakan elemen inorganic yang dibutuhkan oleh ternak untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Jumlahnya memang hanya sedikit, namun komposisi semua jenis mineral yang ada harus tepat. Harus selalu ada dalam kompisisi yang tepat agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Berdasarkan kegunaanya dalam aktifitas hidup ternak, maka mineral dapat dibagi menjadi golongan esensial dan non esensial.
Anorganik
yang tidak berguna dan sulit untuk dicerna bagi tubuh manusia. Macam-macam
mineral anorganik dalam air misalnya Kalsium Karbonat (CaCo3), Besi (Fe),
Mangan (Ma), Natrium (Na), dll.
dari
data hasil pengamatan terlihat bahwa ternak kurang menyukai ransum dengan
tambahan mineral anorganik hal ini karena mineral anorganik sulit dicerna
sehingga sisa pakan dari ransum anorganik lebih banyak dibandingkan dengan
ransum dengan tambahan mineral organik.
Selain itu pertambahan bobot tubuh pada sapi dengan tambahan mineral
organik dan anorganik pun berbeda. Pada
mineral organik pertumbuhan bobot tubuhnya lebih bagus dibandingkan dengan
mineral anorganik hal ini karena mineral organik meningkatkan penyerapan, bioproses rumen,
pascarumen dan metabolisme zat makanan dalam upaya meningkatkan produksi ternak
ruminansia.
Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan
ketersediaan sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak. Pemberian mineral Zn dapat memacu pertumbuhan
mikroba rumen (Putra, 1999) dan meningkatkan penampilan ternak (Erna Hartati,
1998). Little et al. (1986)
melaporkan bahwa kandungan seng pada pakan ruminansia di Indonesia berkisar
antara 20—38 mg/kg bahan kering ransum, nilai ini jauh di bawah kebutuhan ruminansia sesuai yang direkomendasikan NRC
(1988) 40—50 mg/kg bahan kering ransum.
Zn dalam bentuk organik dapat meningkatkan metabolisme zat-zat makanan
hal ini diindikasikan dengan meningkatnya retensi nitrogen (Fathul et al.,
2002). penggunaan Zn organik
(lisin-Zn-PUFA dan Zn proteinat) dapat meningkat bioproses dalam rumen,
kecernaan zat-zat makanan, metabolisme protein, dan penampilan ternak,
sedangkan suplementasi Cu berbentuk Cu lisinat
berpengaruh menurunkan pertumbuhan, namun sebaliknya dalam bentuk Zn, Cu
proteinat mampu menghasilkan pertumbuhan terbaik pada domba. Oleh karena itu suplementasi Cu sebaiknya
dalam bentuk Cu proteinat (Sutardi, 2001). NRC (1988) merekomendasikan
kebutuhan Zn dan Cu masing-masing 50 ppm dan 10 ppm.
Fungsi biologis Cu antara lain berikatan dengan
ceruplasmin dan simutase superoksida.
Ceruloplasmin berfungsi sebagai antioksidan, peredam radikal bebas
oksigen yang dihasilkan fagosit pada peradangan, sedangkan dismutase
superoksida berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi simutase radikal
superoksida menjadi peroksida hidrogen dan oksigen (Harmon dan Torre, 1997).
Salah satu mineral mikro yang juga sangat dibutuhkan
ternak ruminansia adalah Se (selenium). Kadarnya
dalam pakan banyak yang belum diketahui, sedangkan dalam pakan yang telah
diketahui kadarnya, ketersediaan biologisnya sangat beragam. Dengan demikian peluang untuk defisien atau
marjinal cukup besar. Defisiensi Se
terkait erat dengan defisiensi vitamin E. antara lain menyebabkan diatesis
eksudatif pada unggas dan penyakit daging putih (white muscle disease) pada domba, dan kemandulan pada sapi sapi perah
betina (Arthur, 1997). Sumber Se yang
terbaik ketersediaan biologisnya 73-74% adalah Na-selenat dan Se-dl-sitin
(Cantor, 1997).
Cromium dapat
meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel-sel alveolus untuk pembentukan
laktosa susu. Faktor Cr sebagai faktor
toleransi glukosa (GTF) telah lama diketahui (Schwartz dan Mertz, 1959).
GTF-cromium meningkatkan pengikatan insulin oleh reseptor pada membran sel
sehingga pemasukan ke dalam sel meningkat. Anis Muktiani (2002) melaporkan
bahwa suplementasi cromium-proteinat dapat meningkatkan glukosa darah yang
dapat digunakan sebagai indikator peningkatan suplai glukosa ke dalam sel-sel
alveolus susu. Kadar Cr pada sapi perah belum diperhitungkan dengan
tepat. Beberapa peneliti lain
memperlihatkan efektivitas Cr organik dalam meningkatkan respons imunologis dan
hormonal, toleransi terhadap glukosa serta produksi ternak (Mallard dan Borgs,
1997; Mordenti et al., 1997).
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang
telah dilakukan dpat disimpulkan bahwa
1.
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen,
non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara
alami
2.
Fungsi mineral pada ternak adalah sebagai pembentuk
struktur fisiologis, sebagai katalisator sekaligus berfungsi sebagai regulator.
Semua jaringan tubuh ternak mengandung zat mineral dalam jumlah dan proporsi
yang sangat bervariasi.Mineral yang sangat penting bagi ternak dapat dibagi
menjadi mineral makro dan mineral mikro.
3.
Mineral Organik adalah mineral yang
dibutuhkan serta berguna bagi tubuh , yang dapat peroleh melalui makanan
yang konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran
serta buah-buahan, atau vitamin tambahan. Sedangkan sebaliknya.
4.
Mineral Anorganik adalah mineral yang tidak
dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh.
air, yang bersumber dari dalam tanah mengandung mineral
5.
Pertumbuhan bobot tubuh lebih baik apabila sapi
diberikan ransum dengan tambahan mineral organik daripada anorganik
6.
Pemberian
mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaan sehingga dapat
lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar